Inilah Pria Penggagas Budidaya Ikan Lele di Perak Jombang

Foto : Hari Purnomo saat berada di kolam pemeliharaan ikan lelenya Desa Temuwulang Perak.

Kabarjagad, Jombang – Heri Purnomo, Pria lulusan Strata Satu (S1) Ekonomi Manajemen di Unisma Malang tahun 2000 adalah seorang pembudidaya ikan lele. Bagaimana tidak, di usianya yang tergolong masih muda sudah menjadi penggagas budidaya ikan lele dengan memakai pakan alternatif.

Bermula ketika Heri ingin membuka peluang untuk ekonomi mandiri. Selain mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk dikonsumsi, lele bisa juga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Apalagi lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang banyak diminati masyarakat, kata Heri Purnomo kepada media ini pada Senin 7 Oktober 2024.

Dikatakan Heri, saat ini Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang menjadi desa penggerak budidaya lele yang menggunakan pakan alternatif hasil produksi sendiri, imbuhnya.

“Ada beberapa hal yang perlu disiapkan saat memulai budidaya ikan lele diantaranya pemilihan lokasi yang strategis, kesiapan sumber daya manusia, hingga mempertimbangkan dampak lingkungannya,” ungkapnya.

Menurutnya, limbah budidaya lele semakin lama semakin bermanfaat untuk pertanian, juga dapat menimbulkan bau anyir. Karenanya Heri meminta kepada siapa pun yang hendak menggeluti usaha budidaya agar memakai pakan alternatif dan memperhatikan beberapa tahapan berikut ini:

Persiapan kolam, pemilihan bibit pemeliharaan dan pengolahan air. Membuat kolam ini bisa menggunakan terpal ukuran yang disesuaikan, kalau disini luas lahan 2800 meter persegi dengan ukuran 3×7 bisa dijadikan 150 kolam, sistem tebar padat per kolam bisa terisi 15.000 benih, dengan target per kolam menghasilkan 1200 kilogram.

Menggunakan kolam tanah pun boleh, asalkan tanah itu sudah tidak mengandung mikroorganisme asing yang nantinya dapat membahayakan bibit ikan lele dengan memperhatikan permukaan tentang kedalaman kolam, tujuannya supaya matahari tidak tembus agar ikan terhindar dari panasnya, hal itu akan mengurangi resiko kematian, ujarnya.

Lebih lanjut Heri mengatakan bahwa, untuk menghasilkan ikan lele yang unggul seharusnya memilih jenis bibit yang berkualitas. Proses pencarian bibit berkualitas ini dapat dibeli langsung ke penjual benih ikan terpercaya. Anda harus mengenali ciri-ciri benih terbaik dan ukuran ideal, salah satunya dengan ukuran sekitar 5-7 cm dan pastikan tidak ada cacat tubuh sedikit pun, jelas Heri.

Selanjutnya tebar benih padat pada kolam yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan persiapan air. “Sedianya lele tidak terlalu butuh oksigen yang banyak, tetapi karena sistem yang dipakai adalah tebar padat, maka diperlukan air yang mengalir terus menerus dengan tujuan agar bisa mencukupi oksigen larut didalam air,” tuturnya.

Benih lele ini masih sangat sensitif, untuk tebar padat benih tidak boleh sembarangan. Pastikan suhu dari tempat asalnya dengan kolam yang sudah kita siapkan sama. Jika bibit lele sudah bisa menyesuaikan diri dengan tempat barunya, hal itu akan membantu pembentukan sistem kekebalan tubuh yang baik dan sehat sehingga tidak mudah sakit.

Tidak kalah pentingnya yang perlu diperhatikan adalah kondisi air, pakan dan antisipasi serangan hama. Untuk proses penggantian air kita upayakan pada saat sudah memasuki masa panen, kalau diganti jauh sebelum panen ada potensi akan menghambat pertumbuhannya, disarankan mengganti air kolam pada saat pagi atau sore hari, supaya tidak terlalu panas yang bisa berdampak buruk pada kesehatan ikan lele, aku Heri.

Pilih pakan atau makanan ikan lele yang tinggi nutrisi, produksi limbah telur untuk pakan alternatif adalah solusi yang tepat, selain lebih efisien juga sangat jauh mengurangi biaya pakan untuk budidaya lele. “Untuk pemberian makan bisa dilakukan secara teratur sehari dua kali (pukul 08.00 dan 20.00). Tidak disarankan untuk memberi makan saat hujan, karena hal itu bisa merubah kualitas makanan yang tercemar zat asam.

Sedangkan upaya untuk mencegah hama harus dilakukan, karena organisme patogen dalam kolam ikan lele bisa muncul tanpa diketahui sebelumnya sehingga penting untuk memperhatikan oksigen di dalam air salah satunya aliran air harus terus menerus.

Juga diperlukan sekat pembatas untuk mencegah binatang liar yang sewaktu-waktu bisa saja membahayakan ikan. Ikan lele yang terpelihara dengan baik sudah pasti akan menjadi lele berkualitas. Umumnya, setelah 2,5-3 bulan lele sudah dapat dipanen. “Untuk saat ini kita bisa memanen lele tiap harinya sekitar 1000 kilogram cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar Surabaya dan Sidoarjo, tutup Heri Purnomo.(Ash).