Penyerapan Beras di Bojonegoro Masih Minim

Kabarjagad, Bojonegoro – Kabar kurang sedap datang dari Bojonegoro terkait upaya penyerapan beras oleh Perum Bulog Kantor Cabang setempat.

Di tengah gembar-gembor keberhasilan menyerap gabah, terungkap fakta pahit bahwa target penyerapan beras justru jeblok dan jauh dari harapan.

Kepala Kantor Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, mengakui sendiri bahwa angka penyerapan beras hingga saat ini sangat memprihatinkan.

Dari target ambisius sebesar 48.000 ton, Bulog baru berhasil mengumpulkan sekitar 5.300 ton saja, sebuah angka yang mencolok, hanya menyentuh 10% dari target yang ditetapkan.

Lebih lanjut, Ferdian mengindikasikan adanya masalah serius dalam kemitraan yang dijalin.

Ia menduga, kegagalan mencapai target ini disebabkan oleh praktik tidak sehat di mana sejumlah mitra hanya mendaftarkan diri tanpa benar-benar menyetor hasil produksi beras sesuai dengan perjanjian.

“Untuk penyerapan beras, program ini sudah berjalan sejak Januari dengan harga beli yang cukup tinggi, Rp 12.000 per kilogram. Namun, tampaknya ada kendala di lapangan terkait komitmen mitra yang harus memenuhi persyaratan tertentu,” jelas Ferdian, Rabu (9/4/2025).

Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas program penyerapan beras Bulog di tiga Kabupaten, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan.

Dengan capaian yang sangat minim, dikhawatirkan upaya menjaga stabilitas harga beras dan mendukung petani secara menyeluruh menjadi terhambat.

Kegagalan ini juga memunculkan dugaan adanya pengawasan yang kurang ketat terhadap mitra Bulog, sehingga praktik pendaftaran fiktif atau wanprestasi bisa terjadi.

Langkah konkret dari Bulog Bojonegoro sangat dinantikan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan target penyerapan beras dapat tercapai di sisa waktu yang ada. (imm)