Dalam sebuah percakapan yang mendalam antara Rasulullah dan Malaikat Jibril, terdapat tema menarik mengenai bintang istimewa yang muncul setiap 70.000 tahun.
Malaikat Jibril, yang merupakan pembawa wahyu, mengungkapkan bahwa ia telah menyaksikan bintang tersebut sebanyak 70.000 kali, namun tetap tidak mengetahui hakikat sebenarnya dari bintang itu.
Menariknya, ketika ditanya oleh Malaikat Jibril, Rasulullah menjawab dengan tegas, “Sesungguhnya, bintang itu adalah aku.” Pernyataan ini menunjukkan pengetahuan luar biasa Rasulullah mengenai bintang tersebut, serta kedalaman spiritual yang dimilikinya tentang penciptaan dan makna di balik fenomena alam. Hal ini mencerminkan hubungan yang erat antara beliau dan zat ilahi, memperlihatkan bagaimana Allah membagikan pengetahuan kepada hamba-Nya yang terpilih.
Di dalam kepercayaan, segala sesuatu di dunia berawal dari Nur Muhammad, cahaya yang diciptakan oleh Allah dari Nur-Nya sendiri.
Nur Muhammad berkeliling di alam semesta selama 9.000 tahun, bersujud kepada Allah dalam kegelapan selama 1.000 tahun. Setelah itu, Allah membagi Nur Muhammad menjadi empat bagian yang penting untuk penciptaan alam semesta: Lauhul Mahfudz, Qalam, Arasyi, dan bagian terakhir untuk menciptakan Nabi Muhammad.
Pembagian ini menunjukkan bahwa Nur Muhammad memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan dan penciptaan di dalamnya.