Bupati Bojonegoro Komitmen BULOG Serap Gabah Petani

Kabarjagad, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memastikan komitmennya dalam melindungi kesejahteraan petani melalui penyerapan hasil panen dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam audiensi bersama Perum BULOG Cabang Bojonegoro, Jawa Timur, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan bahwa BULOG akan terus membeli gabah kering panen (GKP) dari petani secara langsung dengan harga sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Audiensi yang digelar di Rumah Dinas Bupati tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Zainal Fanani, serta Dandim 0813 Bojonegoro Letkol CZI Arief Rochman Hakim.

“Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ingin memberikan kepastian kepada petani bahwa hasil panen mereka akan dibeli dengan harga yang sesuai. Terlebih saat ini sedang berlangsung panen raya di atas lahan seluas 12.000 hektare. Ini momen penting untuk melindungi petani dan menjaga stabilitas harga,” tegas Bupati yang akrab disapa Mas Wahono.

Mas Wahono menyebut langkah ini merupakan bentuk konkret pemerintah daerah dalam menjawab kekhawatiran petani terhadap harga jual gabah yang seringkali berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). HPP gabah ini sendiri telah diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 14 Tahun 2025.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BULOG Cabang Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, memastikan pihaknya siap menyerap gabah petani sesuai harga resmi. Dengan dukungan dari Kodim 0813 dan DKPP, penyerapan sudah mencapai lebih dari 100 persen dan akan terus dioptimalkan.

“Kami terus memantau agar mitra BULOG, yakni penggilingan padi, tidak membeli di bawah harga HPP. Jika ditemukan pelanggaran, kami tak segan mengevaluasi dan mencabut status kemitraannya,” tegas Ferdian.

BULOG juga membuka peluang bagi petani, Kelompok Tani, Gapoktan, hingga BUM Desa untuk menjual gabah langsung, dengan pendampingan dari Koramil atau Babinsa setempat. Ini bagian dari sinergi antara BULOG dan TNI untuk mendukung ketahanan pangan.

Meski begitu, Ferdian mengakui bahwa tantangan masih ada, terutama terkait keterbatasan alat pengering dan kapasitas gudang penyimpanan. Ia berharap Pemkab Bojonegoro dapat membantu menyediakan fasilitas tambahan guna mempercepat proses pengolahan gabah menjadi beras.

“Kami butuh dukungan semua pihak agar penyerapan gabah berjalan maksimal, dan hasil panen petani benar-benar memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan keberpihakan terhadap petani, Pemkab Bojonegoro terus membuktikan komitmennya dalam membangun ketahanan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.(imm)