Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci bagi umat Islam,bulan yang penuh rahmat keberkahan serta ampunan.
Tapi kenapa ketika mendekati hari kemenangan yaitu Idul Fitri,sebagian umat manusia mengalami sakit.
Baik itu sakit demam,flu berat,batuk,sakit perut bahkan ada yang sampai dirawat di rumah sakit.
Sebenarnya kenapa ini semua terjadi,ada apa hikmah dibalik semua ini ?,Mari kita kupas .
Sakit bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga bentuk kasih sayang Allah. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesakitan, atau bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Sementara itu,Syeikh Ali Jaber pernah mengatakan, “Beruntung bagi orang-orang yang sakit di bulan Ramadhan, apalagi pada minggu terakhir, itu tandanya doamu akan diijabah dan semua dosa gugur. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sakit.”
H.R Bukhari & Muslim,ketika kita diberikan sakit,maka Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.
– Dosa-Dosa Berguguran
Setiap rasa sakit yang dirasakan bisa menjadi cara Allah menghapus dosa-dosa kecil.
Ini seperti penyucian sebelum Ramadhan berakhir agar kembali dalam keadaan lebih bersih.
– Doa Lebih Mudah Diijabah
Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah waktu mustajab untuk berdoa. Jika dalam kondisi sehat saja doa bisa dikabulkan, apalagi jika kita sedang sakit dan bersabar? Inilah saat yang tepat untuk memperbanyak doa.
– Allah Lebih Dekat dengan yang Sakit
Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman, “Wahai anak Adam, Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.”
Lalu hamba itu bertanya, “Bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?”
Allah menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si fulan sakit, dan engkau tidak menjenguknya? Jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapatkan-Ku di sisinya.” (HR. Muslim).
Sebenarnya di saat sakit, manusia lebih rendah hati, lebih banyak mengingat Allah, dan menyadari bahwa segala sesuatu hanyalah titipan-Nya. Dengan bersabar, kita menunjukkan ketundukan kepada-Nya.
Pernah suatu ketika,Kiai Abdul Fatah al Hafidz mengatakan, “Sakit bisa menggugurkan dosa jika dijalani dengan sabar.”
Islam sangat memanusiakan umatnya. Jika seorang Muslim sakit berat dan tidak mampu berpuasa, ia diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu.
Maka dari itu,ini menunjukkan bahwa Allah tidak membebani manusia di luar batas kemampuannya.