Gresik Gelar Kontes Bandeng Kawak 2025, Upaya Pelestarian Tradisi dan Penguatan Ekonomi Perikanan

Foto : Bandeng kawak terbaik dengan bobot 14,6 kg dan panjang 109 cm

Kabarjagad, Gresik – Kontes Bandeng Kawak 2025 telah sukses diselenggarakan, menandai sinergi antara pelestarian tradisi, pengembangan budaya, dan inovasi dalam sektor perikanan. 

Acara ini tidak hanya menjadi platform kompetisi, tetapi juga momentum strategis dalam memelihara warisan leluhur serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi perikanan berbasis budaya di Kabupaten Gresik.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Gresik, Bapak Fandi Akhmad Yani, dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Muhammad Isa Anshori, yang mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Turut hadir sejumlah kepala daerah di Provinsi Jawa Timur, di antaranya Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari, Wakil Bupati Madiun, Purnomo Hadi, Wakil Bupati Jombang, Salmanudin Yazid, serta perwakilan dari berbagai kabupaten/kota lainnya.

Kehadiran Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Akhmad Washil Miftahul Rachman, beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik turut memeriahkan acara ini.

Dalam pidatonya, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menegaskan bahwa Kontes Bandeng Kawak melampaui sekadar kompetisi, melainkan merupakan manifestasi upaya pelestarian tradisi yang diwariskan oleh Mbah Sunan Giri.

“Kontes lelang bandeng ini merupakan bagian integral dari tradisi Mbah Sunan Giri yang wajib kita lestarikan. Lebih jauh, kegiatan ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi perikanan berbasis budaya di Gresik. Aspirasi kami adalah peningkatan kesejahteraan para petambak bandeng,” ujar Bupati Yani.

Di hadapan Kepala Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur, Bupati Yani juga menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para petani bandeng di Gresik, termasuk penghapusan subsidi pupuk untuk sektor perikanan dan tingginya harga pakan ikan yang semakin memberatkan biaya produksi budidaya bandeng.

Informasi tambahan mencatat bahwa kompetisi Kontes Bandeng Kawak tahun ini menobatkan Syaifullah Mahdi, seorang petambak dari Desa Pangkah Wetan, sebagai juara bertahan. 

Bandeng miliknya berhasil meraih predikat bandeng kawak terbaik dengan bobot 14,6 kg dan panjang 109 cm, setelah dipelihara selama 16 tahun, menjadikannya salah satu bandeng kawak terbesar dalam sejarah kontes.

Juara II diraih oleh Askin, juga dari Desa Pangkah Wetan, dengan bandeng seberat 11,6 kg yang telah dipelihara selama 19 tahun. 

Sementara itu, juara III diraih oleh Zainal Abidin dari Desa Watuagung Bungah dengan bandeng seberat 8 kg yang telah dipelihara selama 10 tahun.

Setelah pengumuman pemenang, bandeng kawak milik Syaifullah Mahdi dilelang pada acara puncak kontes dan berhasil terjual dengan harga Rp 50 juta, mencerminkan antusiasme tinggi masyarakat dalam melestarikan dan mengapresiasi tradisi ini.

Selain kompetisi utama, sesi live cooking bersama King Abdi, seorang finalis MasterChef Indonesia, turut memeriahkan Kontes Bandeng Kawak 2025. 

King Abdi menyajikan beragam kreasi olahan bandeng yang menggugah selera dan memberikan inspirasi bagi masyarakat serta pelaku usaha kuliner.

Sebagai wujud apresiasi dan kebersamaan, Pemerintah Kabupaten Gresik juga menyediakan ribuan porsi bandeng gratis bagi masyarakat yang hadir, yang disambut dengan antusiasme tinggi oleh para pengunjung yang berbondong-bondong menikmati hidangan khas Gresik ini.

Penyelenggaraan Kontes Bandeng Kawak ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Tiwi, seorang warga Kecamatan Kebomas, menyampaikan kegembiraannya atas penyelenggaraan rutin acara ini oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. 

Dia menilai ajang ini sebagai bagian dari nostalgia masa kecil sekaligus identitas membanggakan bagi Kabupaten Gresik.

“Saya sangat senang karena kontes ini diselenggarakan setiap tahun. Sejak dahulu hingga sekarang, bandeng kawak telah menjadi identitas Gresik. Terlebih lagi dengan adanya inovasi baru seperti live cooking oleh King Abdi, acara ini menjadi semakin menarik,” ujarnya.

Dengan rangkaian acara yang beragam dan menarik, Kontes Bandeng Kawak 2025 tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas bagi para petambak dan pelaku usaha perikanan dalam mengembangkan produk mereka.

Tercatat, Kabupaten Gresik memiliki luas tambak sebesar 17 ribu hektar atau 36% dari total luas tambak di Provinsi Jawa Timur. 

Dengan potensi tersebut, total produksi yang dihasilkan mencapai 49 ribu ton per tahun. 

Diharapkan, melalui ajang ini, posisi Gresik sebagai pusat produksi bandeng unggulan di Indonesia akan semakin diperkuat. (aj)